Alat Musik Tradisional Aceh:

- Tambo:
Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari bahan Bak Iboh (batang iboh), kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Tambo ini dimasa lalu berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampung. Sekarang jarang digunakan (hampir punah) karena fungsinya telah terdesak olah alat teknologi microphone.
- Taktok Trieng:
Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis : - Yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini.
- Jenis yang dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi.

- Serune Kalee:
Serune Kalee merupakan instrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik yang dimainkan dengan alat musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya Serune Kalee dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Geundrang pada acara-acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuknya menyerupai seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang berfungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh. Serune Kalee bersama-sama dengan Geundrang dan Rapai merupakan suatu perangkatan musik yang dari semenjak jayanya Kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap mewarnai kebudayaan tradisional Aceh disektor musik.
- Rapai:
Rapai merupakan sejenis instrumen musik pukul (perkusi) yang berfungsi pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Rapai terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang. Kulit yang dipakai pada rapai biasanya kambing, ada juga yang memakai kulit himbe (sebangsa kera). Apabila rapai itu besar (rapai pasee) dipergunakan kulit sapi. Bahan rapai dibuat dari kayu nangka, dalam bahasa daerahnya di sebut Baloh. Pada balohnya dilengketkan atau diberi beberapa lempengan logam sehingga ketika dipalu atau dipukul akan menimbulkan suara gemerincing (phring).
Jenis-jenis Rapai adalah :
- Pasee (Rapai gantung)
- Rapai Daboih
- Rapai Geurimpheng (rapai macam)
- Rapai Pulot
- Rapai Anak/tingkah (ukuran kecil)
- Perbedaan dari masing-masing jenis rapai ini adalah dari segi besar dan suaranya.
- Celempong:
Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah kabupaten Aceh Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya. Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama seusia remaja, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Aceh Tamiang.
- Geundrang:
Geundrang merupakan unit instrumen dari perangkatan musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul dan memainkannya dengan memukul dengan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang merupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar